Ahad, 23 Jun 2013

Syarat-Syarat Wajib Puasa



Syarat-Syarat Wajib Puasa

Diantara syarat-syarat wajib puasa adalah:
1)      Islam
2)      Baligh
3)      Berakal
4)      Mampu secara syar’an شرعا) ) dan hissan (  حسا) ,serta mukim ( اقامة )  atau tidak dalam bepergian.
Perlu di ketahui bahwa tolak ukur mampu (  مطيق للصوم ) dalam bab puasa itu ada dua yakni:
a.       Syar’an  شرعا) ) pengertianya adalah kemampuan yang telah di tentukan oleh agama. Maka wanita yang lagi menstruasi tidak berkewajiban puasa walaupun  dalam ukuran lahir ia mampu menjalankan puasa, tetapi dalam pandangan syara’ ia tidak mampu berpuasa.
b.      hissan (  حسا) pengertiannya adalah kemampuan yang di ukur dari segi lahiriah, sebagai misal wanita yang hamil  ) حامل)  dan wanita yang menyusui  ( مرضع),apabila tidak puasa karena menghawatirkan anaknya ,maka keduanya wajib mengganti (qadha) puasa dan membayar fidyah dengan mengeluarkan 1 mud (6,75 ons) makanan pokok perhari sejumlah hari ia tidak melakukan puasa. Namun apabila ia tidak puasa karena menghawatirkan kesehatan dirinya sendiri maka ia wajib mengganti (qadha) saja di lain hari.
Demikian juga bagi orang yang lanjut usia/sangat tua (كبر ), dan orang sakitمرض لا يرجى برؤه )  ) yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya maka wajib mengeluarkan 1 mud tanpa qadla. Apabila sakit yang dimungkinkan bisa sehat, maka hanya di wajibkan untuk mengqadha di lain hari.[1] Demikian juga bagi musafir (bepergian jauh yang di bolehkan jama’ dan qashar /2 marhalah) ,maka boleh berpuasa atau tidak (qadha di lain hari). Namun yang lebih utama adalah berpuasa, jika tidak membahayakan kesehatan dirinya.[2]
Bersumber pada Firman Allah SWT :
اياما معدودات فمن كان منكم مريضا او على سفر فعدة من ايام اخر وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو خير له وأن تصوموا خير لكم إن كنتم تعلمون    
Artinya :
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. al-Baqarah /02: 184).

DAFTAR PUSTAKA
Al-Baijuri, Ibrahim, Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Ibni Qasim al-Ghazi, Baerut: Dar al-Fikr, 1994.
Al- Sijitsani, Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, [Maktabah Syamilah].
Syatha, Abu Bakar, I’anah at-Thalibin,  Beirut: Dar al-Fikr,1993.



[1] Abu Bakar Syatha,  I’anah at-Thalibin, (Beirut: Dar al-Fikr,1993),juz ii,hlm.248.
[2]Ibrahim al-Baijuri, Hasyiyah al-Bajuri ‘ala Ibni Qasim al-Ghazi, (Baerut: Dar al-Fikr, 1994),hlm.426-427
Lihat juga Abu Dawud al-Sijitsani, Sunan Abu Dawud, (Maktabah Syamilah), hadis no:2318.
2318ـ حدثنا ابن المثنى، ثنا ابن أبي عديٍّ، عن سعيد، عن قتادة، عن عروة، عن سعيد بن جبير، عن ابن عباس {وعلى الذين يطيقونه فِدْيَةٌ طعامُ مسكينٍ} قال: كانت رخصةً للشيخ الكبير والمرأة الكبيرة وهما يطيقان الصيام أن يفطرا ويطعما مكان كل يوم مسكيناً، والحُبلى والمُرضِع إذا خافتا. قال أبو داود: يعني على أولادهما أفطرتا وأطعمت

Tiada ulasan:

Catat Ulasan