Syarat-Syarat Wajib Puasa
Diantara syarat-syarat wajib puasa adalah:
1) Islam
2) Baligh
3) Berakal
4) Mampu secara syar’an شرعا) )
dan hissan ( حسا) ,serta
mukim ( اقامة ) atau tidak dalam bepergian.
Perlu di
ketahui bahwa tolak ukur mampu ( مطيق للصوم )
dalam bab puasa itu ada dua yakni:
a. Syar’an شرعا) )
pengertianya adalah
kemampuan yang telah di tentukan oleh agama. Maka wanita yang lagi menstruasi tidak berkewajiban puasa walaupun dalam ukuran lahir ia mampu menjalankan puasa,
tetapi dalam pandangan syara’
ia tidak mampu berpuasa.
b. hissan ( حسا) pengertiannya adalah kemampuan yang di ukur dari segi lahiriah, sebagai misal wanita yang hamil ) حامل) dan
wanita yang menyusui ( مرضع),apabila tidak puasa
karena menghawatirkan anaknya ,maka keduanya wajib mengganti (qadha)
puasa dan membayar fidyah dengan mengeluarkan 1 mud (6,75 ons) makanan pokok perhari sejumlah hari ia
tidak melakukan puasa. Namun apabila ia tidak puasa karena menghawatirkan
kesehatan dirinya sendiri maka ia wajib mengganti (qadha) saja di lain
hari.
Demikian juga
bagi orang yang lanjut usia/sangat tua (كبر ),
dan orang sakitمرض
لا يرجى برؤه ) ) yang tidak bisa
diharapkan kesembuhannya maka wajib mengeluarkan 1 mud tanpa qadla.
Apabila sakit yang dimungkinkan bisa sehat, maka hanya di wajibkan untuk
mengqadha di lain hari.[1]
Demikian juga bagi musafir (bepergian jauh yang di bolehkan jama’ dan
qashar /2 marhalah) ,maka boleh berpuasa atau tidak (qadha di lain
hari). Namun yang lebih utama adalah berpuasa, jika tidak membahayakan
kesehatan dirinya.[2]
Bersumber
pada Firman Allah SWT :
اياما معدودات فمن كان منكم مريضا او
على سفر فعدة من ايام اخر وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو
خير له وأن تصوموا خير لكم إن كنتم تعلمون
Artinya :
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa
di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib
mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang
lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu
memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S.
al-Baqarah /02: 184).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Baijuri, Ibrahim, Hasyiyah al-Bajuri
‘ala Ibni Qasim al-Ghazi, Baerut: Dar al-Fikr, 1994.
Al-
Sijitsani, Abu
Dawud, Sunan Abu Dawud, [Maktabah
Syamilah].
Syatha, Abu Bakar, I’anah at-Thalibin, Beirut: Dar al-Fikr,1993.
[2]Ibrahim al-Baijuri, Hasyiyah
al-Bajuri ‘ala Ibni Qasim al-Ghazi, (Baerut: Dar al-Fikr, 1994),hlm.426-427
Lihat juga Abu Dawud
al-Sijitsani, Sunan Abu Dawud, (Maktabah Syamilah), hadis no:2318.
2318ـ حدثنا ابن المثنى، ثنا ابن أبي عديٍّ، عن سعيد، عن قتادة، عن
عروة، عن سعيد بن جبير، عن ابن عباس {وعلى الذين يطيقونه فِدْيَةٌ طعامُ مسكينٍ}
قال: كانت رخصةً للشيخ الكبير والمرأة الكبيرة وهما يطيقان الصيام أن يفطرا ويطعما
مكان كل يوم مسكيناً، والحُبلى والمُرضِع إذا خافتا. قال أبو داود: يعني على أولادهما أفطرتا وأطعمت
Tiada ulasan:
Catat Ulasan