Pengertian dan Kewajiban Puasa
Puasa, dalam
bahasa Arab disebut shiyam (صيام) dan shaum (صوم) keduanya
adalah masdar dari fi’il madhi صام dan mudhari’
يصوم , masdarnya adalah
صوما dan صياما . Pengertiannya secara
bahasa (لغة) adalah mengekang atau menahan (الإمساك). Termasuk dalam pengertian ini adalah menahan
dari perkataan, misal
Firman Allah SWT , hikayah
dari Maryam ‘alaihassalam:
فكلى واشربى وقري عينا فإما ترين من
البشر احدا فقولى إنى نذرت للرحمن صوما فلن اكلم اليوم انسيا
Artinya :
Maka makan, minum dan bersenang hatilah engkau,
jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah :”Sesungguhnya aku telah
bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara
dengan siapapun pada hari ini. (Q.S. Maryam/19:26)
Sedangkan
pengertian puasa secara syara’ (شرع) adalah menahan dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, mulai terbitnya fajar sampai terbenamnnya matahari dengan cara dan
aturan tertentu.[1]
Wajibnya
puasa Ramadhan berlandaskan Firman Allah SWT :
يا
ايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman. Di wajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa. (Q.S. al-Baqarah/02: 183).
فمن شهد منكم الشهر فليصمه
Artinya:
Barang siapa di antara kamu ada di bulan itu,
maka berpuasalah. (Q.S. al-Baqarah /02:
185).
Diantara
sebagian banyak hadis Nabi Muhammad
SAW yang menyatakan kewajiban puasa Ramadhan adalah hadis riwayat
Bukhari:
8 - حدثنا عبيد الله بن موسى
قال: اخبرنا حنظلة بن أبي سفيان: عن عكرمة بن خالد، عن ابن عمر رضي الله عنهما
قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: بني الإسلام
على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء
الزكاة، والحج، وصوم رمضان[2].
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Musa dia berkata, telah mengabarkan
kepada kami,Hanzhalah bin Abu Sufyan dari Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Islam dibangun diatas lima (landasan);
persaksian tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan.
Selanjutnya
dalam literatur fiqh terdapat dua cara dalam mengetahui kedatangan Ramadhan
(wajibnya puasa) yang bersumber pada
hadis Nabi Muhammad SAW.
1) Melihat bulan (رؤية الهلال)
oleh orang yang dapat di
percaya dan di sertai dua orang saksi laki-laki yang adil di hadapan hakim.
Syarat penyaksian tersebut di perlukan apabila ketetapan awal Ramadhan
dimaksudkan untuk masyarakat umum.
2) menyempurnakan bulan sya’ban 30 hari ( استكمال شعبان ثلاثين ), cara demikian digunakan pada saat tidak
memungkinkan ru’yah,karena cuaca buruk sehingga tidak bisa dilakukan ru’yah.[3]
Berikut ini adalah
di antara hadis yang menjadi
sumbernya, yakni hadis riwayat Bukhari :
1810 - حدثنا آدم: حدثنا شعبة:
حدثنا محمد بن زياد قال: سمعت أبا هريرة رضي الله عنه يقول:
قال النبي صلى الله عليه وسلم، أو قال: قال أبو
القاسم صلى الله عليه وسلم: صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته، فإن غبى عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين.[4]
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami syu'bah, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ziyad berkata: saya mendengar Abu Hurairah ra, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Berpuasalah kamu sewaktu
melihatnya (bulan Ramadhan) dan berbukalah kamu sewaktu melihatnya (bulan
syawal),maka jika ada yang menghalangi sehingga bulan tidak kelihatan,
hendaknyalah kamu sempurnakan bulan sya’ban tiga puluh hari”.
Hadis
Nabi yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi:
[ 691 ] حدثنا محمد بن إسماعيل حدثنا محمد بن
الصباح حدثنا الوليد بن أبي ثور عن سماك عن عكرمة عن بن عباس قال جاء أعرابي إلى
النبي صلى الله عليه وسلم فقال إني رأيت الهلال قال أتشهد أن لا إله إلا الله
أتشهد أن محمدا رسول الله قال نعم قال يا بلال أذن في الناس أن يصوموا غدا[5]
Artinya :
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Isma’il, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shabah, telah menceritakan kepada kami Walid bin Abi Tsaur dari Simak dari ‘Ikromah dari Ibn Abbas dia berkata :”Telah datang seorang
kepada Rasulullah SAW, di
terangkannya bahwa ia telah melihat awal bulan Ramadhan, Rasulullah bertanya
kepadanya , adakah engkau mengaku “bahwa tidak ada Tuhan sebenarnya melainkan
Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah ?” jawab orang itu “Ya sudah ! saya mengaku (saya orang
Islam)”, lalu Rasulullah SAW memerintahkan kepada Bilal supaya memberitahukan
kepada orang banyak agar mereka berpuasa besok harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Baijuri, Ibrahim, Hasyiyah al-Bajuri
‘ala Ibni Qasim al-Ghazi, Baerut: Dar al-Fikr, 1994.
Al- Bukhari ,Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il, Shahih Bukhari, Semarang: Toha Putera,[tth] / Maktabah Syamilah
Al-Tirmidzi, Abu ‘Isa Muhammad, Sunan
al-Tirmidzi, (Maktabah Syamilah).
[1] Ibrahim al-Baijuri, Hasyiyah
al-Bajuri ‘ala Ibni Qasim al-Ghazi, (Baerut: Dar al-Fikr,
1994),hlm.426-427.
[2]
Abu
‘Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari , Shahih Bukhari, Toha
Putera,Semarang, juz I,[tth], hlm.9.
[3]
Ibrahim al-Bajuri,loc.cit
[4]
Abu
‘Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari , Shahih Bukhari, )ٍSemarang: Toha Putera,tth),juz ii,hlm.35/hadis
no:1810..
[5]
Abu ‘Isa Muhammad
al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, (Maktabah Syamilah), hadis no:691.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan