MEMBONGKAR
KEPALSUAN KISAH YUSUF ZULAIKHA[1]
اللهم
الف بينهما كما الفت بين يوسف وزليخا
“Ya Allah, semoga Engkau merukunkan
keduamempelai ini sebagaimana Engkau telah merukunkan Nabi Yusuf dan Zulaikha”.
Ada
kawan berseloroh bahwa orang yang berdoa agar kedua mempelai itu saling sayang
menyayangi seperti Yusuf dan Zulaikha, hal itu sama saja mendoakan agar
seseorang itu menyayangi istri orang lain, alias berselingkuh.
Kebanyakan
para muballigh ,khususnya di Indoesia ketika di minta mendoakan kedua mempelai,
dengan tanpa ragu-ragu mereka menyandingkan nama Zulaikha dengan Nabi Yusuf,
seperti kutipan doa di atas. Konon biar kedua mempelai hidup rukun, mesra dan
bahagia sebagaimana Nabi Yusuf dan Zulaikha.
Apakah
benar nama istri al-aziz yang berniat mesum pada Nabi Yusuf itu adalah Zulaikha
? Betulkah Zulaikha menjadi istri Nabi Yusuf ? jika benar manakah riwayat yang
shahih tentang hal itu ? jika terbukti salah, berarti kita telah menyandingkan
nama yang keliru untuk istri Nabi Yusuf.
Riwayat seputar penamaan Zulaikha
وَقَالَ
الَّذِي اشْتَرَاهُ مِن مِّصْرَ لاِمْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْوَاهُ عَسَى أَن
يَنفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَداً وَكَذَلِكَ مَكَّنِّا لِيُوسُفَ فِي الأَرْضِ
وَلِنُعَلِّمَهُ مِن تَأْوِيلِ الأَحَادِيثِ وَاللّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ
وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
Dan orang
dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Berikanlah kepadanya
tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau
kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami Memberikan kedudukan yang
baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami Ajarkan kepadanya takwil
mimpi. Dan Allah Berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengerti. (QS.Yusuf:
21)
Dari ayat
ini, kisah Nabi Yusuf dengan Zulaikha (ada yang membaca Zalikha) timbul
dikalangan mufassirin.
Sedikit
sekali kitab tafsir yang menuturkan penamaan Zulaikha sebagai istri al-Aziz
dengan metodologi tranmisi di bawah ini, kami hanya menyebutkan beberapa kitab
tafsir yang meriwayatkan kisah itu berikut jalur-jalur periwayatannya.semua
terkait penafsiran atas surat Yusuf ayat 21.
Al-Imam Ibn
Jarir at-Thabari (w.310 H) dalam kitab tafsirnya
Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Ay al-Qur'an (populer dengan Tafsir al-Thabari)
menerima penamaan itu dari Ibn Humaid dari Salamah, dari Ibn Ishaq, dari
Muhammad bin al-Sa'ib, dari Abu Shalih, dari Ibn Abbas. Hanya saja nama itu
bukan Zulaikha melainkan Ra'il binti Ra'ail.[2]
Al-Imam Abu al-Laits al-Samarqandi (w.375 H), menyebutkan penamaan
Zulaikha sebagai istri al-Aziz dalam tafsirnya Bahr al-'Ulum, melalui
riwayat dari Ibn Abbas.[3]
Al-Imam Jalaluddin al-Suyuthi (w.911 H) dalam kitabnya al-Durr
al-Mantsur Fi al-Tafsir al-Ma'tsur, mengutip penamaan istri al-Aziz itu
dari riwayat Ibn Jarir (w.310 H) dan Ibn Hatim (w.327 H), dari Muhammad bin
Ishaq (w.150 H) berdasarkan riwayat ini, namanya bukan Zulaikha, tetapi Ra'il
binti Ra'ail.[4]
Al-Imam al-Qurthubi dalam kitab al-Jami' Li Ahkm al-Qur'an
menuturkan penamaan istri al-Aziz itu melalui beberapa riwayat berbeda.
Nama Ra'il di dapatkannya dari riwayat Ibn Ishaq yang di tuturkan oleh al-Mawardi, sementara Nama Zulaikha tidak di sebutkan sumber riwayatnya. Demikian kedua riwayat itu di sebutkan oleh al-Tsa'labi dan lainnya, kata al-Qurthubi menutup perhelatan pendapat seputar penamaan istri al-Aziz.[5]
Nama Ra'il di dapatkannya dari riwayat Ibn Ishaq yang di tuturkan oleh al-Mawardi, sementara Nama Zulaikha tidak di sebutkan sumber riwayatnya. Demikian kedua riwayat itu di sebutkan oleh al-Tsa'labi dan lainnya, kata al-Qurthubi menutup perhelatan pendapat seputar penamaan istri al-Aziz.[5]
Al-Imam Ibn Katsir (w.774 H) dalam kitabnya Tafsir al-Qur'an
al-'Adzim, menuturkannya dari Muhammad bin Ishaq, bahwa istri al-Aziz
bernama Ra'il binti Ra'ail, yang lainnya mengatakan nama wanita itu Zulaikha,
ujar Ibnu Katsir.[6]
Al-Imam al-Syaukani (w.1250 H), dalam kitabnya Fath al-Qodir
menyebutkan nama Zulaikha dengan bersumber dari riwayat Abu al-Syeikh dari
Syu'ib al-Jaba'i. Adapun nama Ra'il binti Ra'ail di dapatkannya dari riwayat
Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim dari Muhammad bin Ishaq.[7]
Mufassir lain menuturkan penamaan istri al-Aziz itu, baik dengan
Zulaikha atau Ra'il, dalam kitab-kitab tafsir mereka, tetapi tidak menyebut
sumber periwayatannya. Misalnya al-Imam al-Baghawi (w.510 H) dalam kitabnya Ma'alim
al-Tanzil,[8]
Al-Imam Jalal ad-Din al-Mahalli dalam cuplikan kitabnya Tafsir al-Qur'an al-Karim (masyhur dengan sebutan Tafsir Jalalain).[9]
Al-Imam Jalal ad-Din al-Mahalli dalam cuplikan kitabnya Tafsir al-Qur'an al-Karim (masyhur dengan sebutan Tafsir Jalalain).[9]
Sebagian mufassir lain tampak hati-hati menyikapi masalah ini,
misalnya al-Imam al-Fakhr al-Razi (w.604 H), setelah menyajikan menu cerita
beraorama isra'iliyat seputar identitas orang Mesir yang membeli Yusuf berikut
istrinya secara detail. Dengan tegas beliau mengatakan: "ketahuilah riwayat-riwayat
di atas tidak ada dasarnya dalam
al-Qur'an, begitu juga Hadits shahih tidak ada yang menguatkannya”.
Lebih lanjut beliau menjelaskan ,penafsiran kitab suci Al-Qur'an
tidak disandarkan pada riwayat-riwayat ini karenanya, orang yang berakal harus
berhati-hati mengambil riwayat ini sebelum menceritakannya pada orang lain.[10]
Begitu juga al-Imam Ibn al-Qoyyim (w.751 H) dalam kitabnya al-Tafsir
al-Qoyyim, ketika mentafsiri ayat di atas ,beliau tidak menyebutkan nama
istri Al-Aziz ,mereka (para Ulama) tidak ada yang menyebutkan nama wanita itu,
mereka hanya menuturkan sifat-sifatnya yang buruk sebagaimana Al-Qur'an menuturkannya.[11]
Hal senada
dilontarkan al-Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, mufassir kontemporer dalam
kitabnya Tafsir al-Manar. Dia mengatakan, al-Qur’an tidak menyebut
secara jelas nama orang Mesir yang membeli Yusuf. Begitu juga nama istrinya.
Al-Qur’an bukan kitab cerita atau sejarah an-sich, melainkan di dalamnya
terdapat hikmah, nasihat, pelajaran dan pendidikan akhlak. Karenanya al-Qur;an
hanya menyebut orang Mesir itu dengan al-Aziz. Sebab gelar al-Aziz akan di
sandang Nabi Yusuf setelah di angkat menjadi kepercayaan raja di Mesir” ujar
Rasyid Ridha.[12]
Dan masih banyak lagi komentar para mufassir yang tersebar dalam
beberapa kitab tafsir lainnya, yang penting dari keterangan itu, kita
mengetahui sanad riwayat yang mengatakan bahwa istri al-Aziz itu bernama
Zulaikha atau Ra'il. Inilah fokus kajian kita.
Dari kitab-kitab tafsir itu, meskipun hanya sebagian kecil saja
yang kami suguhkan, ternyata yang menuturkan kisah itu dengan sanad lengkap
hanyalah al-Imam al-Thabari yaitu : Dari
Ibn Humaid ,dari Salamah, dari Ibn Ishaq, dari Muhammad bin al-Sa'ibm dari
Abu Shalih, dari Ibn Abbas, dalam riwayat
ini disebutkan istri al-Aziz bernama Ra'il binti Ra'ail.
Sedang riwayat yang menyebut nama istri al-Aziz adalah Zulaikha
bersumber dari Syu'aib al-Jaba'i, kedua sanad itu lemah sekali, bahkan
palsu.
Hal itu dapat di ketahui dari dua orang rowi yaitu Muhammad bin al-Sa'ib al-Kalbi dalam riwayat yang menyebutkan nama Ra'il binti Ra'ail dan Syu'aib al-Jaba'i dalam riwayat yang menuturkan nama Zulaikha. Kedua orang ini yang menyebabkan dua riwayat di atas lemah bahkan palsu.
Hal itu dapat di ketahui dari dua orang rowi yaitu Muhammad bin al-Sa'ib al-Kalbi dalam riwayat yang menyebutkan nama Ra'il binti Ra'ail dan Syu'aib al-Jaba'i dalam riwayat yang menuturkan nama Zulaikha. Kedua orang ini yang menyebabkan dua riwayat di atas lemah bahkan palsu.
Secercah
harapan
Setelah kita mengetahui sumber riwayat seputar kisah romantis Nabi
yusuf Zulaikha, khususnya tentang penamaan Zulaikha itu sendiri, maka sesegera
mungkin kita harus membenahi diri kita sendiri, agar ibadah kita tidak
berlandaskan pada kisah-kisah fiktif dan imajinatif.
Di samping itu kami juga berharap kepada alim ulama para da’i dan
muballigh, yang ditokohkan oleh masyarakat agar meluruskan pemahaman keliru
ini, sebab kisah romantis Nabi Yusuf -Zulaikha, tidak hanya bumbu cerita
israiliyyat yang menghibur kita sebelum tidur, melainkan telah merangsek pada
keyakinan atau akidah orang awam hingga banyak dari mereka yang menjadikannya
doa.
Dengan demikian semoga catatan kecil ini menjadi pemicu bagi kita
untuk bersikap kritis, tidak menerima secara taken for granated (apa
adanya).
Jadi, kesimpulan
dari berbagai penjelasan para mufassir , bahwa istri Nabi Yusuf as, berdasarkan
sanad yang lengkap sebagaimana yang di ungkap oleh
al-Thabari (dari Ibn Humaid ,dari Salamah, dari Ibn
Ishaq, dari Muhammad bin al-Sa'ib dari Abu Shalih, dari Ibn Abbas) adalah bernama Ra'il
binti Ra'ail.
Wallahu
A’lam.
[1] Selengkapnya baca buku : Haji Pengabdi Setan, Karya: Prof.Dr.KH.Ali
Mustafa Yaqub,MA, Penerbit PT.Pustaka Firdaus,Jakarta, Cetakan ketiga.2008,
halaman :59-74. Dan tulisan ini pernah di presentasikan dalam Bahtsul Masa’il
Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di Pesantren Tebu
Ireng,Jombang,13 September 2003. Tulisan ini juga telah di muat di Majalah
AMANAH, edisi November 2003 M/Ramadhan 1424 H.
[4] Al-Suyuthi, Al-Durr
al-Mantsur Fi al-Tafsir al-Ma'tsur, (Beirut :Darul Kutub al-Imiyah,1990),
juz 4.hlm.19.
[5]
Al-Qurthubi,
Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an, editor Abu Ishaq Ibrohim Atfiy.ttp.tth.juz 9,hlm.157.
[6]
Ibn Katsir, Tafsir
al-Qur'an al-'Adzim, (Beirut: ' Alm al-Kutub,1985),juz 2.hlm.437.
[7]
Al-Syaukani,
Fath al-Qodir al Jami' Baina Fannai
al-Riwayah wal al-Diroyah min 'Ilm al-Tafsir, (Beirut : Darul Ma'rifah,
tth),juz 3.hlm.15.
[9] Imam Jalalail, Tafsir Qur’an al-‘Adzim,(Beirut:
Dar-al-Fikr,1991),hlm.169.
Tafsir ini di tulis oleh dua Imam besar,
Jalal ad-Din al-Mahalli (dari surat al-Baqarah sampai an-Isra), Jalal ad-Din
as-Suyuthi (dari surat al-Kahfi sampai
an-Nas).
[11] Ibn al-Qayyim, Tafsir al-Qayyim,
(Beirut; Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah,tth),hlm.314.
[12] Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar,(Kairo:
Maktabah al-Qahirah,1961,juz 12,hlm.272.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan