Ahad, 29 Mac 2015

Aku Cemburu

Cemburu

Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
إِنِّي لَغَيُّوْرٌ وَمَا مِن امْرِئٍ لاَ يَغَارُ إِلاَّ مَنْكُوْسُ القَلْبِ
Sesungguhnya aku benar-benar seorang yang sangat pecemburu. Dan tiadalah seseorang yang tidak cemburu terhadap keluarga,melainkan hatinya pasti terbalik.
Cara terbaik untuk memelihara kecemburuan hati adalah janganlah sampai ada seorang lelaki yang masuk ke rumah, bertemu dengan istri, dan istri harus selalu menjaga diri, jangan keluar ke pasar atau ke tempat keramaian lainnya.
Sikap cemburu dalam rumah tangga, mutkak dibutuhkan aslakan tidak cemburu buta, sebab kecemburuan merupakan benteng rumah tangga itu sendiri. Dalam konteks ini Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَغَارُ. وَإِنّ الْمُؤْمِنَ يَغَارُ. وَغَيْرَةُ اللّهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرّمَ عَلَيْهِ
"Sesungguhnya Allah Swt itu pecemburu,dan orang mukmin itu hendaknya pecemburu.Kecemburuan Allah adalah jika ada orang mukmin yang melakukan perbuatan yang diharamkan oleh Allah.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad,Bukhari,Muslim dan Tirmidzi dari abu hurairah).
 Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengatakan:

أَلاَ تَسْتَحْيُوْنَ أَلاَ تَغَارُوْنَ، يَتْرُكُ أَحَدُكُمْ امْرَأَتَهُ تَخْرُجُ بَيْنَ الرِجَالِ، تَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَيَنْظُرُوْنَ إِلَيْهَا").
"Apakah kalian tidak malu. Apa kalian tidak cemburu membiarkan perempuan-perempuan (istri-istri)mu keluar rumah dan lewat atau duduk bersama kaum lelaki. Sehingga kemudian istrimu memandang lelaki lain dan lelaki lain memandang istrimu".
Tapi Sayyidina Ali juga mengingatkan kepada kaum lelaki:

لاَ تُكْثِرْ الغَيْرَةَ عَلَى أَهْلِكَ، فَتَرْمِى بِالسُوْءِ مِنْ أَجْلِكَ
“Janganlah kamu berlebihan mencemburui strimu tanpa adanya alasan. Sebab boleh jadi, istrimu dapat dituduh memiliki etika yang jelek akibat sikapmu yang berlebihan itu".
Dalam kaitan permasalahan cemburu, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ مِنَ الغَيْرَةِ مَا يُحِبُّهُ اللهُ، وَمِنْهَا مَا يَبْغَضُهُ اللهُ. وَمِنَ الخُيَلاَءِ مَا يُحِبُّهُ اللهُ، وَمِنْهَا مَا يَبْغَضُهُ اللهُ. فأمَّا الغَيْرَةُ التي يُحِبَّهَا اللهُ فالغَيْرَةُ فِيْ الرِيْبَة ِ، وَالغَيْرَةُ التِيْ يَبْغَضُهَا اللهُ فَالغَيْرَةُ فِيْ غَيْرِ رِيْبَةٍ. وَالاخْتِيَالُ الذِيْ يُحِبُّهُ اللهُ اخْتِيَالُ الرَجُلِ بِنَفْسِهِ عِنْدَ القِتَالِ وَعِنْدَ الصَدَقَةِ وَالاخْتِيَالُ الذِيْ يَبْغَضُهُ اللهُ َالاخْتِيَالُ فِيْ البَاطِلِ
"Sesungguhnya di antara kecemburuan ada yang di cintai Allah dan ada pula kecemburuan yang di benci Allah. Di antara sikap kecongkakan ada yang di sukai Allah dan ada pula yang di murkai Allah. Adapun kecemburuan yang di sukai Allah adalah kecemburuan [Dalam hal keragu - raguan.] Kecemburuan yang di benci Allah adalah kecemburuan di luar hal itu. Adapun kecongkakan yang di sukai Allah adalah kecongkan diri seseorang pada dirinya ketika maju kemedan pertempuran di saat terjadinya bencana. Sikap kecongkakan yang dibenci Allah adalah dalam hal kebatilan".

Dikutip dari Uqudullijaen.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan