Malam ke
berapakah lailatul qadr ? dan apakah lailatul qadr dapat di ketahui
kapan terjadinya ? Pertanyaan ini mungkin mengusik hati, makanya penulis tertarik untuk menampilkan pada
kajian ini.
Penjelasan
mengenai lailatul qadr dapat dijumpai pada firman Allah SWT ( al-Qur’an
surah al-Qadr:1-5)
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١- وَمَا
أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ٢- لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ
شَهْرٍ -٣- تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن
كُلِّ أَمْرٍ ٤- سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ -٥
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada
malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu
lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Roh
(Jibril) dengan izin Tuhan-nya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam
itu) sampai terbit fajar.
Apabila
dihitung secara matematis, seribu bulan sama dengan delapan 83 bulan. Jadi,
barangsiapa yang berhasil meraih lailatul qadr, malam yang penuh
kemuliaan ini maka, amal kebaikannya akan dilipatgandakan oleh Allah, hingga
hitungan ini, serta segala dosa yang telah diperbuatnya akan diampuni oleh-Nya.
Dalam
tafsirnya al-Qurthubi menuturkan, Imam Atha’ berkata dari Ibnu Abbas bahwa, di
sebutkan :
Suatu ketika
Rasulullah SAW, mendengar kisah tentang seorang laki-laki dari Bani Israil.
Dalam kisah tersebut, laki-laki dari Bani Israil itu disifati sebagai seseorang
yang selalu menyandang senjata di bahunya. Ia adalah seorang mujahid ( berjihad
di jalan Allah selama seribu bulan).
Mendengar kisah tersebut Rasulullah merasa takjub dan teringat akan
umatnya yang rata-rata berusia pendek. Oleh sebab itu Rasulullah pun kemudian
berandai-andai seumpama saja umatnya dikarunia panjang umur seperti umat Nabi
sebelumnya pasti mereka juga akan dapat lebih banyak beribadah kepada Allah.
Kemudian Rasulullah SAW berkeluh kesah:
"Wahai Tuhanku, Engkau lah yang telah
menjadikan umatku sebagai umat yang berusia paling pendek sehingga mereka pun
memiliki amal yang paling sedikit."
Sebagai
balasannya, kemudian Allah SWT memberikan lailatul qadar sebagai karunia
istimewa yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW.[1]
Di
antara tanda-tanda datangnya lailatul qadr ialah malamnya,
langit nampak bersih, tidak nampak awan sedikit pun, suasana tenang dan sunyi,
tidak dingin dan tidak panas dan siang harinya matahari bersinar tidak terlalu panas
dengan cuaca sangat sejuk.
Allah SWT merahasiakan kapan atau tanggal berapa
kepastian lailatul qadr, ini bertujuan untuk memotivasi manusia agar
selalu terus beribadah kepada-Nya di semua malam dibulan Ramadhan, sebagaimana
Allah merahasiakan kapan tepatnya waktu ijabah pada hari jum’at dan waktu
malam, shalat wustha pada shalat 5 waktu,demikian pula Allah tidak
merahasiakan nama yang paling agung diantara semua nama dari asma’ul husna. Dan
juga Allah tidak memberitahukan kapan tepatnya kiamat itu terjadi, hal ini
bertujuan agar manusia senantiasa beribadah pada-Nya, tanpa terpaku pada hari
tertentu.
Ridhanya Allah terletak pada nilai ketaatan seseorang
pada-Nya, sehingga seorang yang taat, pasti akan melaksanakan ibadah pada semua
malam atau hari di bulan Ramadhan, dan Allah sangat murka pada kemaksiatan,
tentunya seseorang akan selalu meninggalkan kemaksiatan pada bulan itu. Dan di
balik itu semua pada dasarnya ada hikmah dan rahmat, bagi
orang-orang yang bisa memanfaatkan momen bulan Ramadhan.[2] Walaupun
demikian, sinyal atau petunjuk berdasarkan hadis Nabi menyebutkan bahwa,
peristiwa lailatul qadr terjadi pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan.[3]
Adalah
Sa’id bin Muhammad Ba’asyan al-Hadhrami, dalam kitabnya menuturkan, ada 40 qaul
ulama yang membahas kapan terjadinya lailatul qadr. Sedangkan Imam Syafi’i sendiri cenderung memilih malam 21 dan 23 Ramadhan,
berdasarkan hadis yang menyebutkan bahwa, Nabi Muhammad SAW melihat lailatul
qadr pada malam tersebut.[4]
Sementara
itu, Syihabuddin al-Qalyubi dalam kitabnya[5]
menulis tentang tuntunan atau cara untuk dapat mengetahui lailatul qadr,
yang ia rangkum dalam sebuah syi’ir berikut ini :
يا سائلى عن ليلة القدر التى فى عشر رمضان الأخير حلت
فإنها فى مفردات
العشر تعرف فى
يوم ابتداء الشهر
فبالأحد والأربعا فى التاسعة
وبجمعة مع الثلاثا السابعة
وإن بدا الخميس فالخامسة وإن
بدا بالسبت فالثالثة
وإن بدا الإثنين فهى الحادى
هذا عن الصوفية
الزهاد
Wahai yang memintaku untuk dapat mengetahui lailatul qadr di sepuluh
terakhir bulan Ramadhan.
Sesungguhnya lailatul qadr jatuh pada
malam ganjil di sepuluh terakhir bulan Ramadhan dapat di ketahui dengan hari
permulaan Ramadhan.
Apabila Ramadhan di mulai hari ahad atau rabu
,maka lailatul qadr jatuh pada malam ke 29. Jika jum’at atau selasa maka, malam ke 27.
Apabila Ramadhan di mulai hari kamis,,maka lailatul
qadr jatuh pada malam ke 25. Namun jika sabtu ,maka malam ke 23.
Apabila Ramadhan di mulai hari senin, maka lailatul
qadr jatuh pada malam ke 21. Demikian ini adalah
pendapat dari ulama sufi yang zuhud.[]
Wallahu A’lam
Daftar Pustaka
Al-Qurthubi, Tafsir
al-Jami’ li ahkami al-Qur’an,Riradh: Dar ‘Alim al-Kutub,2003.
Al-Baghawi, Tafsir Ma’alim al-Tanzil, [Maktabah Syamilah].
Al-Hadhrami, Sa’id bin
Muhammad Ba’asyan, Busyra al-Karim, Indonesia: Dar al-Kutub al-Arabiyah,[t.t].
Al-Qalyubi, Syihabuddin,
Qalyubi wa ‘Amirah, Semarang: Toha Putera,[t.t]
_________________
[3] Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari , Shahih
Bukhari,
hadis no:1916., [Maktabah Syamilah],
حدثني
محمد: أخبرنا عبدة، عن هشام بن عروة، عن أبيه، عن عائشة قالت: كان رسول الله صلى
الله عليه وسلم يجاور في العشر الأواخر من
رمضان، ويقول: (تحروا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان)
[4] Sa’id bin Muhammad Ba’asyan
al-Hadhrami, Busyra al-Karim,(Indonesia :Dar al-Kutub
al-Arabiyah,t.t),juz ii,hlm.75.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan